Kamis, 15 Januari 2015

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM TENTANG PENDEKATAN STUDI ISLAM

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM
TENTANG
PENDEKATAN STUDI ISLAM
Description: Logo Hitam Besar

Dosen pembimbing   :
Choirul Anwar Tanjung, S.Pdi
Disusun Oleh :



SEMESTER DUA

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) AL-QURANIYAH MANNA
Jln. Affan Bachsin no.13 Telp(0739)21689 MANNA BENGKULU SELATAN

T.A   : 2011/2012


KATA PENGANTAR

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan jalan, kekuatan, serta petujuk-Nya sehingga makalah tentang “ Pendakatan Studi Islam “ ini dapat diselesaikan.
Terwujudnya makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan narasumber. Disadari bahwa dalam  penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan adanya saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Akhir kata, semoga Allah SWT. Selalu melimpahkan rahmat, karuniah, dan hidayah-Nya kepada kita serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.












ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL                         ……………………………………………..  i
KATA PENGANTAR                       ……………………………………………..  ii
DAFTAR ISI                                      ……………………………………………..  iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang              ……………………………………………..  1
1.2.       Rumusan Masalah         ……………………………………………..  1         
1.3.       Tujuan                           ……………………………………………..  1
1.4.       Ruang Lingkup             ……………………………………………..  1
BAB II TINJAUAN TEORI                       ……………………………………………..  2
BAB II PEMBAHASAN
3.1.        Pengertian pendekatan studi islam      ……………………………..  3
3.2.        Berbagai pendekatan studi islam         ...…………………………… 3
BAB IV PENUTUP                         
1.1.          Kesimpulan                  …………………………………………….  6
1.2.          Saran                            ……………………………………………..  6
BAB V DAFTAR PUSTAKA         ……………………………………………..  7



iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Kehadiran agama islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw, diyakini menjamin terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin dimana kehadiran agama ini dituntut agar ikut terlibat secara aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat manusia.
Oleh sebab itu, pembahasan agama dapat di pahami dengan berbagai pendekatan studi islam. Berbagai pendekatan tersebut meliputi : pendekatan Normatif, Antropologis, sosiologis, Teologis, Fenomenologis, Filosofis, Historis, Politis, Psikologis, dan Interdisipliner. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara pandang atau paradikma yang terdapat dalam suatu bidang yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama.
1.2.Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pendekatan ?
2.      Sebutkan dan jelaaskan berbagai pendekatan studi islam ?

1.3.   Tujuan
a.       Tujuan Umum
Makalah ini kami buat bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan kami terutama tentang pendekatan studi islam.
b.      Tujuan Khusus
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas metodologi studi islam II dan menambah nilai.
1.4.  Ruang Lingkup
Pembahasan makalah ini hanya kami batasi tentang Tasawuf dan Akhlak saja.

BAB II
TINJAUAN TEORI

Kana dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana. Kaana mempunyai 3 arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan, yakni bisa berarti terus menerus (istimror), bisa berarti menjadi, bisa berarti madhi (dulu)
            Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah  sebagai fungsi waktu,  sebagai fungsi untuk meniadakan, sebagai fungsi perubahan, sebagai fungsi terus menerus, Ssbagai fungsi jeda waktu.









3
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Pendekatan Studi Islam
Pendekatan dalah cara pandang atau paradikma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jallaluddin Rahmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai paradigm.
 Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Karena itu, tidak ada persoalan apakah penelitian agama itu ilmu social, penelitian legalistic atau penelitian filosofis.
3.2 Berbagai Pendekatan Studi Islam
a. Pendekatan Normatif
            kata normatif berasal dari bahasa Inggrisnorm yang berarti norma, ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan istilah normatif adalah prinsip-prinsip atau pedoman-pedoman yang menjadi petujuk manusia pada umumnya untuk hidup bermasyarakat.
Pendekatan normatif dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agam dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan bahwa wujud empiric dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
b.      Pendekatan Teologis
Pendekatan teologis adalah istilah ilmu agama yang membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama atausuatu keyakinan yang tertanam di hati sanubari. Setiap orang yang ingin memahami seluk-beluk agamanya, maka perlu mempelajari teologis yang terdapat dalam agama yang diyakininya.
Pendekatan teologis dalam pendekatan memahami keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau symbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar sedangkan yang lainnya adalah salah. Aliran teologis yang satu begitu yakin dan fanatic bahwa pahamnyalah yang paling benar sedangkan yang lainnya adalah salah, sehingga memandang paham orang lain itu keliru, sesat, kafir, murtad dan seterusnya.
c.       Pendekatan Antropologis
Pendekatan Antropologis dalam memahami agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktis keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Antropologis dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan dewan Rahardjo, lebih mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Penelitian Antropologis yang induktif, yaitu turun ke lapangan tanpa berpijak pada, atau setidak-tidaknya dengan upaya pembebasan diri lingkungan teori-teori formal yang pada dasarnya sangat abstrak sebagaimana yang dilakukan di bidang sosiologis dan lebih-lebih ekonomi yang menggunakan model-model matematis.
Karl Marx (1818-1883) sebagai contoh melihat agama sebagai opium atau candu masyarakat tertentu sehingga mendorongnya untuk memperkenalkan teori konflik atau yang biasa disebut dengan teori pententangan kelas. Lain halnya dengan Max Weber (1964-1920) dia melihat adanya korelasi positif antara ajaran protestan dengan munculnya semangat munculnya kapitalisme modern. Etika protestan dilihatnya sebagai cikal-bakal etos kerja masyarakat industri yang modern kapitalistik.
Melalui pendekatan Antropologis sebagaimana disebut di atas, kita melihat bahwa agama ternyata berkorelasi dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan ini, maka jika kita ingin mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang, maka dapat dilakukan dengan cara mengubah pandanan agamanya.
Selanjutnya melalui pendekatan Antropologis ini, kita dapat melihat agama dalam hubungannya dengan mekanisme pengorganisasian. Seperti kasus di Indonesia, penelitian Clifford Geertz dalam karyanya Th Relegion of Java dapat dijadikan contoh yang baik dalam hal ini, Geertz melihat adanya klasifikasi social dalam masyarakat muslim di Java, dan santri.
Dengan demikian pendekatan Antropologis sangat dibutuhkan dalam memahami ajaran agama, karena dalam ajaran agama tersebut terdapat uraian dan informasi yang dapat dijelaskan lewat bantuan ilmu Antropologis dengan cabang-cabangnya.
d.      Pendekatan Sosiologis
Sosiologis adalah ilmu yan mempelajari hidup dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang menguasai hidupnya itu. Sosiologis mencoba mengerti sifat dan maksud hidup bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinannya yang member sifat tersendiri kepada cara hidup bersama itu dalam setiap persekutuan hidup manusia. Soerdjono Soekanto mengartikan sosiologis sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi diri terhadap persoalan-persoalan penilaian. Sosiologis tidak menetapkan kemana arah sesuatu yang seharusnya berkembang dalam arti petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut.
e.       Pendekatan Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsure tempat, waktu, objek, latar balakang dan pelaku dai peristiwa tersebut.
Melalui pendekatan sejarah seseorang diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia. Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di dalam alam empiris dan historis.
Menurut  ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa itu terjadi, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut. Pendekatan kesejarahan ini sangat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama itu sendiri turun dalam situasi yang konkret bahkan bekaitan dengan kondisi social kemasyarakatan. Dalam hubung ini Kontowijoyo telah melakukan studi yang mendalam terhadap agama yang dalam hal ini islam, menurut pendekatan sejarah. Ketika ia mempelajari al-Qur’an, ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya kandungan Al-Qur’an itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama, berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah dan perumpamaan.
Dalam bagian pertama yang berisi konsep-konsep kita mendapati banyak sekali istilah-istilah Al-Qur’an yang merujuk pada pengertian normatif yang khusus doktrin-doktrin etik, aturan-aturan legal dan ajaran-ajaran keagamaan pada umumnya. Maka pada bagian kedua yang berisi kisah-kisah dan perumpamaan, Al-Qur’an ingin mengajak dilakukannya perenungan untuk memperoleh hikmah.
Melalui pendekatan sejarah ini seseorang diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenan dengan penerapan suatu peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak akan memahami agama keluar dari konteks historisnya.
f.       Pendekatan Psikologis
Psikologis atau ilmu jiwa adalah ilmu yang mempelajari jiwa seseorang melalui kejala perilaku yang dapat diamatinya. Menurut Zakiah Darajat, bahwa perilku seseorang nampak lahiriah terjedi karrena dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Ilmu jiwa agama sebagaimana dikemukakan Zakiath Darajat tidak akan mempersoalkan benar tidaknya suatu agama yang dianut seseorang, melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan agama tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.
g.      Pendekatan Fenomenologis
Kata fenomena dalam bahasa Inggris “phenomenon” bentuk pluralnya “phenomena dari kata Yunani”Phainaomen”dari kata phainasthai” yang berarti “toshow”. Dalam bahasa Inggris secara istilah fenomena itu terbatas pada fisik dan mental. Fenomena fisik merupakan objek persepsi sedangkan fenomena mental menjadi bahan intropeksi.
Dalam kamus “Dictionary of Philosophy”Dogobert D. Runnes menjelaskan bahwa fenomenalisme mengasumsikan dua makna. Pertama, menolak adanya realitas dibalik fenomena. Kedua, menegaskan bahwa realitas adalah things in themselves, namun menolak bahwa realitas semacam itu dapat diketahui.
                                




0 komentar:

Posting Komentar