MAKALAH
METODOLOGI STUDI ISLAM
TENTANG
PENDEKATAN
STUDI ISLAM
Dosen
pembimbing :
Choirul
Anwar Tanjung, S.Pdi
Disusun
Oleh :
SEMESTER
DUA
SEKOLAH
TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) AL-QURANIYAH MANNA
Jln.
Affan Bachsin no.13 Telp(0739)21689 MANNA BENGKULU SELATAN
T.A : 2011/2012
KATA PENGANTAR
Puji
syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan jalan,
kekuatan, serta petujuk-Nya sehingga makalah tentang “ Pendakatan Studi Islam “
ini dapat diselesaikan.
Terwujudnya
makalah ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan narasumber. Disadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, diharapkan adanya saran dan kritik yang
membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.
Akhir
kata, semoga Allah SWT. Selalu melimpahkan rahmat, karuniah, dan hidayah-Nya
kepada kita serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………….. i
KATA PENGANTAR …………………………………………….. ii
DAFTAR
ISI …………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang …………………………………………….. 1
1.2.
Rumusan Masalah …………………………………………….. 1
1.3.
Tujuan …………………………………………….. 1
1.4.
Ruang Lingkup …………………………………………….. 1
BAB II TINJAUAN TEORI …………………………………………….. 2
BAB II PEMBAHASAN
3.1.
Pengertian pendekatan studi islam …………………………….. 3
3.2.
Berbagai pendekatan studi islam ...……………………………
3
BAB
IV PENUTUP
1.1.
Kesimpulan
……………………………………………. 6
1.2.
Saran …………………………………………….. 6
BAB V DAFTAR PUSTAKA …………………………………………….. 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Kehadiran agama islam
yang di bawa oleh Nabi Muhammad saw, diyakini menjamin terwujudnya kehidupan
manusia yang sejahtera lahir dan batin dimana kehadiran agama ini dituntut agar
ikut terlibat secara aktif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat
manusia.
Oleh sebab itu,
pembahasan agama dapat di pahami dengan berbagai pendekatan studi islam.
Berbagai pendekatan tersebut meliputi : pendekatan Normatif, Antropologis,
sosiologis, Teologis, Fenomenologis, Filosofis, Historis, Politis, Psikologis,
dan Interdisipliner. Adapun yang dimaksud dengan pendekatan disini adalah cara
pandang atau paradikma yang terdapat dalam suatu bidang yang selanjutnya
digunakan dalam memahami agama.
1.2.Perumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pendekatan ?
2. Sebutkan
dan jelaaskan berbagai pendekatan studi islam ?
1.3.
Tujuan
a. Tujuan
Umum
Makalah
ini kami buat bertujuan untuk menambah ilmu pengetahuan kami terutama tentang
pendekatan studi islam.
b. Tujuan
Khusus
Pembuatan
makalah ini bertujuan untuk melengkapi tugas metodologi studi islam II dan
menambah nilai.
1.4.
Ruang Lingkup
Pembahasan makalah ini hanya kami batasi
tentang Tasawuf dan Akhlak saja.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Kana
dan saudara-saudaranya merupakan suatu fi’il, dimana ketika ia masuk pada
jumlah ismiyyah akan menyebabkan marfunya mubtada dan disebut sebagai isim
kaana, serta manshubnya khobar yang dinamakan khobar kaana. Kaana mempunyai 3
arti yang berbeda-beda, sesuai dengan konteks yang diinginkan, yakni bisa
berarti terus menerus (istimror), bisa berarti menjadi, bisa berarti madhi
(dulu)
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah sebagai fungsi waktu, sebagai fungsi untuk meniadakan, sebagai fungsi perubahan, sebagai fungsi terus menerus, Ssbagai fungsi jeda waktu.
Diantara saudara-saudara kaana yang mempunyai amal yang sama dengan kaana adalah sebagai fungsi waktu, sebagai fungsi untuk meniadakan, sebagai fungsi perubahan, sebagai fungsi terus menerus, Ssbagai fungsi jeda waktu.
3
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Pengertian Pendekatan Studi Islam
Pendekatan
dalah cara pandang atau paradikma yang terdapat dalam suatu bidang ilmu yang
selanjutnya digunakan dalam memahami agama. Dalam hubungan ini, Jallaluddin
Rahmat mengatakan bahwa agama dapat diteliti dengan menggunakan berbagai
paradigm.
Realitas keagamaan yang diungkapkan mempunyai
nilai kebenaran sesuai dengan kerangka paradigmanya. Karena itu, tidak ada
persoalan apakah penelitian agama itu ilmu social, penelitian legalistic atau
penelitian filosofis.
3.2
Berbagai Pendekatan Studi Islam
a. Pendekatan Normatif
kata normatif berasal dari bahasa Inggrisnorm yang
berarti norma, ajaran, acuan, ketentuan tentang masalah yang baik dan buruk
yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan. Sedangkan istilah normatif
adalah prinsip-prinsip atau pedoman-pedoman yang menjadi petujuk manusia pada
umumnya untuk hidup bermasyarakat.
Pendekatan normatif
dalam memahami agama secara harfiah dapat diartikan sebagai upaya memahami agam
dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu keyakinan
bahwa wujud empiric dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang paling benar
dibandingkan dengan yang lainnya.
b. Pendekatan
Teologis
Pendekatan teologis adalah istilah ilmu
agama yang membahas ajaran-ajaran dasar dari suatu agama atausuatu keyakinan
yang tertanam di hati sanubari. Setiap orang yang ingin memahami seluk-beluk
agamanya, maka perlu mempelajari teologis yang terdapat dalam agama yang
diyakininya.
Pendekatan teologis dalam pendekatan
memahami keagamaan adalah pendekatan yang menekankan pada bentuk formal atau
symbol-simbol keagamaan tersebut mengklaim dirinya sebagai yang paling benar
sedangkan yang lainnya adalah salah. Aliran teologis yang satu begitu yakin dan
fanatic bahwa pahamnyalah yang paling benar sedangkan yang lainnya adalah
salah, sehingga memandang paham orang lain itu keliru, sesat, kafir, murtad dan
seterusnya.
c. Pendekatan
Antropologis
Pendekatan Antropologis dalam memahami
agama dapat diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara
melihat wujud praktis keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat.
Antropologis dalam kaitan ini sebagaimana dikatakan dewan Rahardjo, lebih
mengutamakan pengamatan langsung, bahkan sifatnya partisipatif. Penelitian
Antropologis yang induktif, yaitu turun ke lapangan tanpa berpijak pada, atau
setidak-tidaknya dengan upaya pembebasan diri lingkungan teori-teori formal
yang pada dasarnya sangat abstrak sebagaimana yang dilakukan di bidang
sosiologis dan lebih-lebih ekonomi yang menggunakan model-model matematis.
Karl Marx (1818-1883) sebagai contoh
melihat agama sebagai opium atau candu masyarakat tertentu sehingga
mendorongnya untuk memperkenalkan teori konflik atau yang biasa disebut dengan
teori pententangan kelas. Lain halnya dengan Max Weber (1964-1920) dia melihat
adanya korelasi positif antara ajaran protestan dengan munculnya semangat
munculnya kapitalisme modern. Etika protestan dilihatnya sebagai cikal-bakal
etos kerja masyarakat industri yang modern kapitalistik.
Melalui pendekatan Antropologis
sebagaimana disebut di atas, kita melihat bahwa agama ternyata berkorelasi
dengan etos kerja dan perkembangan ekonomi suatu masyarakat. Dalam hubungan
ini, maka jika kita ingin mengubah pandangan dan sikap etos kerja seseorang,
maka dapat dilakukan dengan cara mengubah pandanan agamanya.
Selanjutnya melalui pendekatan
Antropologis ini, kita dapat melihat agama dalam hubungannya dengan mekanisme
pengorganisasian. Seperti kasus di Indonesia, penelitian Clifford Geertz dalam
karyanya Th Relegion of Java dapat dijadikan contoh yang baik dalam hal ini,
Geertz melihat adanya klasifikasi social dalam masyarakat muslim di Java, dan
santri.
Dengan demikian pendekatan Antropologis
sangat dibutuhkan dalam memahami ajaran agama, karena dalam ajaran agama
tersebut terdapat uraian dan informasi yang dapat dijelaskan lewat bantuan ilmu
Antropologis dengan cabang-cabangnya.
d. Pendekatan
Sosiologis
Sosiologis adalah ilmu yan mempelajari
hidup dalam masyarakat dan menyelidiki ikatan-ikatan antara manusia yang
menguasai hidupnya itu. Sosiologis mencoba mengerti sifat dan maksud hidup
bersama, cara terbentuk dan tumbuh serta berubahnya perserikatan-perserikatan
hidup itu serta pula kepercayaannya, keyakinannya yang member sifat tersendiri
kepada cara hidup bersama itu dalam setiap persekutuan hidup manusia. Soerdjono
Soekanto mengartikan sosiologis sebagai suatu ilmu pengetahuan yang membatasi
diri terhadap persoalan-persoalan penilaian. Sosiologis tidak menetapkan kemana
arah sesuatu yang seharusnya berkembang dalam arti petunjuk-petunjuk yang
menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama tersebut.
e. Pendekatan
Historis
Sejarah atau historis adalah suatu ilmu
yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa dengan memperhatikan unsure tempat,
waktu, objek, latar balakang dan pelaku dai peristiwa tersebut.
Melalui pendekatan sejarah seseorang
diajak menukik dari alam idealis ke alam yang bersifat empiris dan mendunia.
Dari keadaan ini seseorang akan melihat adanya kesenjangan atau keselarasan
antara yang terdapat dalam alam idealis dengan yang ada di dalam alam empiris
dan historis.
Menurut
ilmu ini segala peristiwa dapat dilacak dengan melihat kapan peristiwa
itu terjadi, apa sebabnya, siapa yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Pendekatan kesejarahan ini sangat dibutuhkan dalam memahami agama, karena agama
itu sendiri turun dalam situasi yang konkret bahkan bekaitan dengan kondisi
social kemasyarakatan. Dalam hubung ini Kontowijoyo telah melakukan studi yang
mendalam terhadap agama yang dalam hal ini islam, menurut pendekatan sejarah.
Ketika ia mempelajari al-Qur’an, ia sampai pada suatu kesimpulan bahwa pada
dasarnya kandungan Al-Qur’an itu terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama,
berisi konsep-konsep dan bagian kedua berisi kisah-kisah sejarah dan
perumpamaan.
Dalam bagian pertama yang berisi
konsep-konsep kita mendapati banyak sekali istilah-istilah Al-Qur’an yang
merujuk pada pengertian normatif yang khusus doktrin-doktrin etik,
aturan-aturan legal dan ajaran-ajaran keagamaan pada umumnya. Maka pada bagian
kedua yang berisi kisah-kisah dan perumpamaan, Al-Qur’an ingin mengajak
dilakukannya perenungan untuk memperoleh hikmah.
Melalui pendekatan sejarah ini seseorang
diajak untuk memasuki keadaan yang sebenarnya berkenan dengan penerapan suatu
peristiwa. Dari sini, maka seseorang tidak akan memahami agama keluar dari
konteks historisnya.
f. Pendekatan
Psikologis
Psikologis atau ilmu jiwa adalah ilmu
yang mempelajari jiwa seseorang melalui kejala perilaku yang dapat diamatinya.
Menurut Zakiah Darajat, bahwa perilku seseorang nampak lahiriah terjedi karrena
dipengaruhi oleh keyakinan yang dianutnya. Ilmu jiwa agama sebagaimana
dikemukakan Zakiath Darajat tidak akan mempersoalkan benar tidaknya suatu agama
yang dianut seseorang, melainkan yang dipentingkan adalah bagaimana keyakinan
agama tersebut terlihat pengaruhnya dalam perilaku penganutnya.
g. Pendekatan
Fenomenologis
Kata fenomena dalam bahasa Inggris
“phenomenon” bentuk pluralnya “phenomena dari kata Yunani”Phainaomen”dari kata
phainasthai” yang berarti “toshow”. Dalam bahasa Inggris secara istilah
fenomena itu terbatas pada fisik dan mental. Fenomena fisik merupakan objek
persepsi sedangkan fenomena mental menjadi bahan intropeksi.
Dalam kamus “Dictionary of
Philosophy”Dogobert D. Runnes menjelaskan bahwa fenomenalisme mengasumsikan dua
makna. Pertama, menolak adanya realitas dibalik fenomena. Kedua, menegaskan
bahwa realitas adalah things in themselves, namun menolak bahwa realitas
semacam itu dapat diketahui.
0 komentar:
Posting Komentar